Profil Viva Yoga Mauladi
Viva Yoga Mauladi lahir di Kota Lamongan, 30 Mei 1968, sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Laut Jawa di Utara, Kabupaten Gresik di Timur, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang di Selatan, serta Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban di Barat.
Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pantai utara Jawa Timur. Sebagian kawasan pesisir berupa perbukitan. Formasi ini merupakan kelanjutan dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Di bagian tengah terdapat dataran rendah dan bergelombang, dan sebagian tanah berawa. Di bagian selatan terdapat pegunungan, yang merupakan ujung timur dari Pegunungan Kendeng. Bengawan Solo mengalir di bagian utara dan ada makam Sunan Drajat, salah satu dari Wali Songo (9 Wali penyebar agama Islam).
Pendidikan
Pendidikan dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) ditempuh di Lamongan. Sewaktu sekolah di SD Negeri Kepatihan II Lamongan (1975-1981) Viva Yoga Mauladi juga menempuh sekolah di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Bintang Sembilan. Lulus SMP Negeri 1 Lamongan tahun 1984. Kemudian melanjutkan ke SMA Negeri II Lamongan (1984-1987). Semasa SMA, Yoga mendapat beasiswa Supersemar.
Setelah lulus SMA, melalui Program Minat dan Kemampuan (PMDK), suatu seleksi penerimaan mahasiswa tanpa tes dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yoga melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Bali. Semasa kuliah, Yoga indekost pada keluarga Bali yang beragama Hindu. Praktis setiap waktu Yoga melihat, mengikuti, memahami dan ikut meresapi sisi kehidupan keagamaan masyarakat Hindu. Kehidupan masyarakat Bali yang tetap memegang teguh adat istiadat dan agama Hindu ditengah arus globalisasi inilah yang ikut mempengaruhi pemahaman dan pemikiran keagamaannya.
Yoga merasa bersyukur karena dapat nyantri kepada Kiai Habib Adnan Sunaryo (sekarang sudah almarhum), mantan Ketua Majelis Ulama Bali (MUI) Bali, seorang ulama karismatik. Pak Adnan itu bukan hanya milik umat Islam saja tetapi telah menjadi milik masyarakat Bali. Pak Adnan adalah orang yang hafal al-Qur’an (hafidz). Cakrawala berpikirnya yang luas, kontekstual, transformatif dan universal itulah yang mempengaruhi pemahaman keagamaan Yoga. Bagi Yoga, di samping sebagai seorang Guru yang baik, Pak Adnan juga menjadi teman diskusi yang enak.
Sewaktu kuliah di Bali, Yoga pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Denpasar (1992-1993), suatu organisasi ekstra kampus. Pergaulan di dunia kemahasiswaan dan kepemudaan ini yang selanjutnya mengiringi kehidupan Yoga selanjutnya.
Setelah dari Bali, Yoga merantau ke Jakarta. Melanjutkan kehidupan sebagai aktivis mahasiswa HMI dan sekaligus kuliah menimba ilmu di pascasarjana. Di HMI, Yoga merintis hingga sampai ditingkat Pusat sebagai Ketua PB HMI (1995-1997) dan selanjutnya sebagai Koordinator Majelis Pekerja Konggres (MPK) PB HMI (1997-1999). Juga menjadi Sekretaris Jenderal Majelis Nasional Korps Alumni HMI (KAHMI) periode 2005-2010, dan sekarang menjadi Pimpinan Kolektif Majelis Nasional KAHMI periode 2010 – 2013.
Pada tahun 1998 pasca kejatuhan pemerintahan Orde Baru, bermunculan partai-partai politik baru. Yoga ditawari untuk masuk di jajaran pengurus harian pimpinan pusat partai. Atas pertimbangan akan fokus menyelesaikan kuliah dahulu maka peluang itu tertunda. Yoga menyelesaikan kuliah di pascasarjana Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia/ MPKP FE-UI (1999-2003)
Kemudian Pasca Kongres I PAN tahun 2000 di Daerah Istimewa Yogyakarta, Yoga masuk jajaran pengurus DPP PAN sebagai Ketua Departemen Perencanaan Monitoring dan Pengendalian Pemenangan Pemilu DPP PAN (2000-2005). Kemudian pasca Kongres II PAN di Semarang, 2005 Yoga masuk di jajaran pengurus harian sebagai Wakil Sekjen Badan Pengembangan Organisasi dan Keanggotaan (POK) tahun 2005 – 2010. Pasca KOngres III PAN di Batam, 2010 Yoga masuk di Ketua Badan pemenangan Pemilu DPP PAN yang bertanggungjawab di wilayah Jawa Timur 2010 – 2015.
Viva Yoga Mauladi atau lebih dikenal dengan sebutan “Mas Yoga”, terpilih melalui daerah pemilihan Jawa Timur X yang meliputi Kabupaten Lamongan dan Gresik. Pria Kelahiran Lamongan, 42 tahun silam ini merupakan salah seorang aktivis HMI dengan segudang pengalaman dalam menggeluti dunia politik.
Mas Yoga menyatakan keinginan berkecimpung dalam dunia politik telah muncul sejak masih mahasiswa di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali. “Alasannya, pertama, ingin mengabdikan sisa hidup di dunia politik, di samping mengembangkan nilai idealisme juga ingin mendarmabaktikan diri buat umat, bangsa dan negara melalui bidang politik,” katanya.
Kedua, Yoga beralasan, perubahan bangsa bisa dilaksanakan secara eskalatif melalui jalur politik formal, melalui lembaga-lembaga negara yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif. “Makanya kita harus masuk dan berjuang dari dalam,” ujar Mas Yoga yang pernah menjabat sebagai Ketua HMI Cabang Denpasar ini.
Yoga pertama kali mencalonkan diri jadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada Pemilu 2004. Namun Yoga mengaku gagal karena sistem penentuan anggota terpilih berdasarkan nomor urut. “Pada pemilu 2009 ini, alhamdulillah, dipercaya masyarakat di Dapil Jatim x meliputi kabupaten Lamongan dan Gresik untuk mewakili aspirasi mereka,” ujar penggemar film fiksi ilmiah, horror dan komedi itu.
Yoga sudah menyiapkan tiga butir visi-misi ketika duduk di Dewan Perwakilan Rakyat nanti. Pertama, memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat menjadi kebijakan negara atau menjadi program pemerintah. Kedua, meningkatkan kualitas kehidupan berdemokrasi dan memperkuat proses kelembagaan demokrasi melalui lembaga legislatif.
“Dan ketiga, dapat memberikan manfaat bagi umat, bangsa dan negara serta menjadikan amanah sebagai sarana pengabdian kepada Allah,” kata bekas staf ahli Wakil Ketua DPR bidang industri dan pembangunan antara 1999-2004 itu.
Selain itu, Yoga berjanji akan menjadi legislator yang maksimal menjalankan fungsinya. Dengan fungsi yang maksimal, maka persoalan bahaya moral seperti korupsi bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan. “Sangat janggal bila lembaga legislatif menjadi sarang penyamun dan sumber korupsi. Sebab bagaimana mungkin lembaga negara yang membuat Undang-undang Antikorupsi dan perangkatnya justru menjadi sumber koruptor?” katanya.
Pada Pemilu tahun 2004 mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI Daerah pemilihan Jawa Timur IX, meliputi kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik. Namun belum berhasil. Kemudian pada pemilu tahun 2009 menjadi caleg DPR RI lagi pada dapil yang sama. Dan terpilih.
Pernah mengikuti beberapa pelatihan, diantaranya Pelatihan Leadership Pemuda Indonesia DPP KNPI, menjadi peserta terbaik (1995), di Political Leadership Academy (PLA) National Democratic Institute (NDI) tahun 2000, Media Training Programme for Politision oleh Stistfung Foundation (2003) dan lainnya.
Dan saat ini menjadi anggota Fraksi PAN DPR RI di komisi IV, yang bermitra dengan Kementrian Pertanian, Kementrian Kehutanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan, dan Bulog.
Pada Pemilu 2014, Viva Yoga Mauladi terpilih kembali untuk menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019 di Dapil yang sama dengan perolehan suara sebanyak 59.361 suara. Viva masih tetap berada di Komisi IV DPR yang berkonsentrasi dalam bidang pertanian, kelautan dan kehutanan. Di DPP PAN, Viva duduk sebagai Ketua Bappilu PAN dan Wakil Ketua Fraksi PAN DPR RI.